Minggu, 11 Desember 2011

Kerajinan Lontar Bona Kehilangan Pembeli

Kerajinan Lontar Bona Kehilangan Pembeli

Gianyar (Antara Bali) - Perajin lontar di Desa Bona, Blahbatuh, Gianyar, Bali, mengeluhkan sepinya wisatawan yang berbelanja ke warung pajangan pengrajin.

"Semenjak jalan Ida Bagus Mantera dibuka, warung para perajin lontar disini sepi pengunjung. Penurunanya mencapai 99 persen," kata Ni Ketut Sulandri, salah satu perajin lontar, Rabu.

Dibukanya jalan alternatif menuju Kabupaten Klungkung dan Karangasem itu, menurut dia, membuat banyak pemandu wisatawan asing mengalihkan jalur ke arah jalan itu, dan tidak pernah memakai jalur Desa Bona.

"Kalau sebelum jalan Ida Bagus Mantera dibuka, kami rata-rata mendapatkaan jualan Rp500 ribu per hari, tetapi saat ini cuma Rp100 ribu," katanya.

Barang yang paling laris dibeli wisatawan, kata Sulandri, adalah sejumlah kerajinan tangan jenis dompet, tas, serta bunga-bungaan.

"Kini kerajinan jenis ini tak laku dan kami hanya pajang saja untuk memenuhi ruangan warung," katanya sembari membersihkan debu yang menempel pada tas yang terbuat dari lontar itu.

Saat ini, sambung Sulandri, pihaknya hanya mengandalkan pesanan dari "art shop" yang menjual hasil kerajinan perak.

Dikatakannya, kini rata-rata sebulan sekitar lima ribu kerajinan tangan lontar jenis kelopak (tempat cincin, gelang dari perak) habis terjual.

"Inilah yang menghidupkan kerajinan lontar kami saat ini," katanya.

Jenis lontar yang diminati saat ini adalah kelopak panak empat, panak dua dan panak enam. "Ukuran kelopak ini khusus untuk kelopak dua berukuran 15 cm X 15 cm serta dijual dengan harga Rp 750 ribu, sedangkan yang termahal disebut kelopak panak enam ukuran 30 cm X 30 cm dijual dengan harga Rp 35 ribu," ungkapnya.

Ia menambahkan, pengerjaan kelopak itu diberikan kepada 50 pengrajin lontar yang tersebar di Desa Bona, masing-masing warga menghasilkan lima kelopak setiap harinya.

Kami hanya membeli lontar mentah di Kabupaten Karangasem dan proses pembuatannya diserahkan kepada pengrajin di Desa Bona, jelasnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, I Wayan Suamba, mengatakan baru mendengar informasi keluhan dari pengrajin lontar itu. "Kami baru terima keluhan itu. Kami akan cek ke lapangan untuk mencari alternatif serta solusi pemecahan masalah itu," ungkapnya. (*) 
Sumber :  http://bali.antaranews.com

1 komentar:

  1. berapa harga kipas lontarnya bli? tolong kasi info ke nomor 082236280040
    sukseme

    BalasHapus