Minggu, 11 Desember 2011

Bona, Desa Kerajinan di Bali

Desa Kerajinan di Bali

kerajinan-di-bali

Desa Bona
Menyebut desa Bona, mungkin akan teringat dengan tarian Kecak yang popular. Sebelum menjadi ikon dari berbagai tempat di daerah Ubud atau Uluwatu dan daerah lain, kecak tertua salah satunya berkembang di Bona. Setelah era tahun 1980 an, Kecak Bona yang disebut dengan dengan Cak Siu ( perumpamaan – ditarikan oleh seribu orang- karena saking banyaknya penari yang ikut) mulai tergerus jaman. Para pakar tari tsb mengajar di daerah Ubud dan daerah lain dan akhirn ya menjadikan tarian itu menjadi lebih terkenal dibandingkan sebelumnya. Walau tidak ditarikan setiap hari di Bona, tarian ini dapat disaksikan kemagisannya dengan memesan terlebih dahulu. Untuk group, biasanya group sekeha kecak di desa tsb masih menarikan kecak tsb dengan tariff tertentu. Event besar seperti Kuta carnival masih mementaskan tarian legenda ini.
Selain kecak, Bona adalah juga menjadi sentral dari kerajinan daun lontar yang terkenal. Daun tsb bisa dibentuk untuk tas, topi ataupun sandal. Bentuk bentuk yang diinginkan customer bermacam macam dan bisa mengorder sesuai keinginan. Kerajinan ini sudah dimulai dari tahun 50an dan menjadi sumber mata pencaharian warganya. Para perajin terpusat diberbagai pelosok desa dan pengepulnya membuka toko dipinggir jalan utama desa tsb. Salah satu toko keyang ada disana bernama Lontar bali dan menjual berbagai pilihan dari wedding gift sampai kerajinan alat bersembahyang yang awet seperti besek dan berbagai pilihan tas. Harga harga yang sangat terjangkau membuat para pemilik toko di Denpasar ataupun Kuta mencari barang dagangan di desa ini.
Selain barang kerajinan lontar, bona juga mempunyai kerajinan tenun cantik yang mulai berkembang dari tahun 80an. Kain kain ini tersedia dalam beberapa jenis dan isa langsung dibeli perhelai. Per helai harga bisa mencapai 250 ribuan ke atas. Aapabila ingin membeli dalam jumlah besar, kita bisa mendapatkannya dengan harga yang lebih murah. Ada minimal orderan otif dan yaitu sebanyak 75 meter. Jadi, kita bisa memesan  motif dan warna sesuai selera. Seperti di bidang kerajinan lontar, pengerajin kain tenun ini menyebar dan merupakan binaan dari pengerajin tenun besar. Pengerajin tenun Anta kusuma yang diprakarsai oleh Bapak Gusti Raka adalah salah satu dari dua yang ada dan sudah berpengalaman membuat motif motif sulit seperti Ramayana atau motif pewayangan lain. Motif yang umum adalah motif bunga atau patra dengan warna warna indigo yang indah. Biasanya Pak Gusti memamerkan kainnya pas ada Pesta Kesenian Bali. Untuk di note saja, harga yang ditawarkan pada saat PKB lebih mahal dari harga yang biasa ditawarkan apabila kita mampir langsung ke desa Bona.

Sumber : http://bliketut.com

Desa Bona, Penghasil Kerajinan Daun Lontar dan Tenun Bali

Desa Bona, Penghasil Kerajinan Daun Lontar dan Tenun Bali


Selain terkenal dengan tari kecak, Desa Bona juga menjadi sentral dari kerajinan daun lontar yang terkenal. Daun tersebut bisa dibentuk untuk tas, topi ataupun sandal. Bentuk-bentuk yang diinginkan customer bermacam-macam dan bisa mengorder sesuai keinginan. Kerajinan ini sudah dimulai dari tahun 1950-an dan menjadi sumber mata pencaharian bagi para warganya. Para pengrajin terpusat di berbagai pelosok desa dan pengepulnya membuka toko dipinggir jalan utama desa tersebut.  Pilihannya mulai wedding souvenir sampai kerajinan perlengkapan sembahyang yang awet seperti besek dan berbagai pilihan tas. Harga yang sangat terjangkau membuat para pemilik toko di Denpasar ataupun Kuta mencari barang dagangan di desa ini.

Selain barang kerajinan lontar, bona juga mempunyai kerajinan tenun cantik yang     mulai berkembang dari tahun 1980-an. Kain-kain ini tersedia dalam beberapa jenis dan bisa langsung dibeli per helai. Per helai harganya bisa mencapai 250 ribuan ke atas. Apabila ingin membeli dalam jumlah besar, kita bisa mendapatkannya dengan harga yang lebih murah. Ada minimal orderan motif yaitu sebanyak 75 meter. Jadi, kita bisa memesan motif dan warna sesuai selera. Seperti di bidang kerajinan lontar, pengerajin kain tenun ini juga menyebar dan merupakan binaan dari pengerajin tenun besar. Pengerajin tenun Anta kusuma yang diprakarsai oleh Bapak Gusti Raka adalah salah satu dari dua yang ada dan sudah berpengalaman membuat motif-motif sulit seperti Ramayana atau motif pewayangan lain. Motif yang umum adalah motif bunga atau patra dengan warna warna indigo yang indah. Biasanya Pak Gusti memamerkan kainnya pas ada Pesta Kesenian Bali. Tapi sekedar catatan saja, harga yang ditawarkan pada saat PKB lebih mahal dari harga yang biasa ditawarkan apabila kita mampir langsung ke desa Bona.

Sumber : http://fandasoesilo.com

Kerajinan Lontar Bona Kehilangan Pembeli

Kerajinan Lontar Bona Kehilangan Pembeli

Gianyar (Antara Bali) - Perajin lontar di Desa Bona, Blahbatuh, Gianyar, Bali, mengeluhkan sepinya wisatawan yang berbelanja ke warung pajangan pengrajin.

"Semenjak jalan Ida Bagus Mantera dibuka, warung para perajin lontar disini sepi pengunjung. Penurunanya mencapai 99 persen," kata Ni Ketut Sulandri, salah satu perajin lontar, Rabu.

Dibukanya jalan alternatif menuju Kabupaten Klungkung dan Karangasem itu, menurut dia, membuat banyak pemandu wisatawan asing mengalihkan jalur ke arah jalan itu, dan tidak pernah memakai jalur Desa Bona.

"Kalau sebelum jalan Ida Bagus Mantera dibuka, kami rata-rata mendapatkaan jualan Rp500 ribu per hari, tetapi saat ini cuma Rp100 ribu," katanya.

Barang yang paling laris dibeli wisatawan, kata Sulandri, adalah sejumlah kerajinan tangan jenis dompet, tas, serta bunga-bungaan.

"Kini kerajinan jenis ini tak laku dan kami hanya pajang saja untuk memenuhi ruangan warung," katanya sembari membersihkan debu yang menempel pada tas yang terbuat dari lontar itu.

Saat ini, sambung Sulandri, pihaknya hanya mengandalkan pesanan dari "art shop" yang menjual hasil kerajinan perak.

Dikatakannya, kini rata-rata sebulan sekitar lima ribu kerajinan tangan lontar jenis kelopak (tempat cincin, gelang dari perak) habis terjual.

"Inilah yang menghidupkan kerajinan lontar kami saat ini," katanya.

Jenis lontar yang diminati saat ini adalah kelopak panak empat, panak dua dan panak enam. "Ukuran kelopak ini khusus untuk kelopak dua berukuran 15 cm X 15 cm serta dijual dengan harga Rp 750 ribu, sedangkan yang termahal disebut kelopak panak enam ukuran 30 cm X 30 cm dijual dengan harga Rp 35 ribu," ungkapnya.

Ia menambahkan, pengerjaan kelopak itu diberikan kepada 50 pengrajin lontar yang tersebar di Desa Bona, masing-masing warga menghasilkan lima kelopak setiap harinya.

Kami hanya membeli lontar mentah di Kabupaten Karangasem dan proses pembuatannya diserahkan kepada pengrajin di Desa Bona, jelasnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, I Wayan Suamba, mengatakan baru mendengar informasi keluhan dari pengrajin lontar itu. "Kami baru terima keluhan itu. Kami akan cek ke lapangan untuk mencari alternatif serta solusi pemecahan masalah itu," ungkapnya. (*) 
Sumber :  http://bali.antaranews.com